Jumat, 20 April 2012

LINGKUNGAN DALAM DUNIA TIK (Elektronik)

e-Environment merupakan suatu cara untuk melindungi lingkungan di dunia ini, banyak diluar negara Indonesia yang telah menerapkan hal ini. Demi lingkungan banyak hal yang harus dikorbankan, contohnya kita harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memulai menerapkan e-environment, dari hal membuang sampah dan mengolah sampah dan cara kita memandang lingkungan di sekitar kita. Dan banyak orang yang memikirkan lingkungan adalah impian dari para manusia yang mencintai lingkungan dimana dia tinggal, sebenarnya jika ada kemauan dan dukungan pastilah untuk menerapkan environment sangat mudah dilakukan.   
Bayangkan saja jika Jakarta itu penuh dengan si Hijau, atau ada sekelompok orang yang mau membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Pastinya dalam sekejap ada perubahan yang terjadi di kota Jakarta. Daerah banjir yang ada di kota Jakarta salah satunya adalah Sampah penyebabnya, padahal beberapa saat lalu ada acara membersihkan sungai di Jakarta yang diselenggarakan oleh pemerintah Jakarta, sayangnya hal ini hanya berlangsung sekali saja setelah itu hal kembali seperti biasa kembali, seakan-akan hal seperti itu hanya digunakan sebagai media untuk berpolitik.
Sekarang kita beralih ke alam, dulu Indonesia adalah sebuah negara yang paling banyak hutan di setiap daerahnya, tapi sekarang jika kita lihat kenyataan saat ini, banyak hutan yang sudah menjadi lahan perumahan, dan banyaknya pabrik yang tidak pernah mau bertanggung jawab atas lingkungannya, seperti kita lihat pabrik-pabrik yang sembarangan membuang limbahnya ke sungai dan tanah kosong, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah yang ada dan membuat tanah yang dijadikan tempat pembuangan limbah itu menjadi mati, jika pembuangan di sungai mengakibatkan kehidupan di dalam sungai teracuni dan berakibat pada kematian makhluk hidup yang tinggal di sungai, juga dapat menjadi racun bagi ekologi sungai. Apa yang seharusnya di ubah dari kebiasaan mencemari lingkungan? Sebenarnya kuncinya ada pada setiap pelakunya.
Berkaitan dengan paragraf di atas, yang berkaitan dengan perusahaan atau pabrik yang tidak memperhatikan lingkungan, bisa dilihat mengenai perusahaan otomotif yang peduli terhadap lingkungan dan berusaha untuk melindungi lingkungan, perusahaan ini memproduksi barang dengan merk Ferrari, yang banyak kita lihat saat ini kendaraan yang di produksi hampir semuanya memakai mesin yang ramah  lingkungan, rupanya bukan hanya pada produk yang dijual saja tapi seluruh bagian dari perusahaan seperti karyawan serta seluruh alat yang digunakan untuk memproduksi juga menuju pada perlindungan lingkungan. Sumber ini saya peroleh pada waktu ada presentasi di dalam kelas yang membawa kasus environment yang mengambil topik tentang perusahaan Ferrari yang sedang saya coba informasikan melalui artikel yang saya buat ini, saya sangat berharap nantinya artikel ini dapat dilihat dan dijadikan contoh bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Pada perusahaan ini, semua yang berhubungan dengan lingkungan sangat di utamakan, dengan mewajibkan karyawan dari perusahaan itu jika sudah masuk dalam kawasan perusahaan, tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor melainkan harus memakai sepeda, dan pastinya jika sudah peraturan dari perusahaan maka perusahaanlah yang harus menyediakan sepedanya, juga bangunan disana hampir seluruhnya memakai kaca jadi lebih menghemat tempat dan juga menghemat sumber penerangan yang ada pada siang hari, listrikpun disana kebanyakan sudah beralih ke tenaga surya dan juga dengan memanfaatkan sungai yang ada di sekeliling perusahaan sebagai pembangkit listrik di perusahaan, rupanya dengan biaya awal yang besar, inilah yang diinginkan oleh perusahaan merk terkenal ini, dengan biaya perbulannya yang sangat menghemat sekali, karena perusahaan ini sudah tidak membutuhkan pasokan listrik dari luar perusahaan yang dapat membengkakkan biaya operasi perusahaan. Andai saja ada 2 dari 10 perusahaan besar di Indonesia yang mengikuti jejak dari Ferrari ini, maka perusahaan-perusahaan lain yang ada dibawahnya juga pasti akan ikut terpengaruh dan sedikit demi sedikit juga akan beralih ke arah yang sama pula, ke arah perlindungan lingkungan. Dan didalam dari perusahaan Ferrari itu terdapat taman kecil yang dipenuhi dengan tanaman yang hampir menyerupai hutan kecil yang difungsikan sebagai pengganti dari AC, yang dapat meminimalkan biaya pada perusahaan. Bayangkan jika dirumah setiap orang di Indonesia memiliki taman kecil pastinya akan mendukung dalam memerangi pemanasan global saat ini. Kembali lagi ke hutan di Indonesia salah satu contoh untuk melestarikan lingkungan adalah dengan membudidayakan pinus, hutan pinus ini sangat memiliki nilai ekonomis strategis dan persebarannya yang cukup luas saat ini diandalkan sebagai penghasil produk hasil hutan non kayu melalui produksi getahnya. Nilai ekonomi hutan pinus dianggap masih rendah apabila dihitung dari nilai getah dan kayunya saja, sudah saatnya dilakukan upaya memberikan nilai ekonomi lebih tinggi dengan mengetahui berbagai kemampuannya dalam menyediakan sumber daya air, penyerap karbon / CO2, penghasil oksigen, jasa wisata alam, satwa, biodiversitas dan masih banyak lainnya lagi. Ada lagi cara yang dilakukan dengan non elektronik seperti membuat hutan bambu, kenapa harus bambu? Karena bambu adalah tanaman yang mudah tumbuh atau mudah menyesuaikan dengan kondisi tempat sampai ketinggian 3.800 meter diatas permukaan laut, selain mudah hidup bambu juga cepat tinggi per harinya bisa mencapai 60 cm – 90 cm, juga karena akarnya yang tumbuh rimpang dapat menyerap air lebih banyak dibandingkan dengan pohon biasanya yang hanya bisa menyerap 30% - 40% air hujan, bambu dapat menyerap air hujan hingga 90%, dan bukan hanya itu bambu yang sudah berumur 6 tahun juga dapat dipanen untuk kepentingan setiap harinya, untuk memperbaharui udara di sekeliling kita bambu adalah salah satu dari berbagai macam pohon yang menghasilkan oksigen dan menyerap CO2 paling besar.
Sebenarnya saya membuat artikel ini hanya ingin mengarahkan anda sebagai pembaca kepada era elektronik yang dimana elektronik tidak selalu merusak lingkungan, penggunaan elektronik dapat di arahkan ke arah yang di inginkan. Misalnya yang mudah dalam penggunaan AC, harus sedikit demi sedikit di tinggalkan, penggunaan kendaraan yang tidak ramah lingkungan itu juga salah satu yang dapat menyebabkan lingkungan tercemar. Bukan hanya pada penggunaan barang elektronik saja, tapi juga cara dalam melindungi lingkungan dengan mengandalkan elektronik yang ada disekeliling kita. Contohnya adalah adanya E-book yang diperkirakan dapat lebih menghemat penggunaan kertas, karena takut terjadi kelangkaan pada bahan utama kertas yang juga di dapat dari salah satu penghasil oksigen terbesar di dunia, tidak lain adalah pohon pinus hal ini di buat agar tidak semakin sedikit jumlah pohon pinus yang ada.
E-environment ada lingkungan mikro dan lingkungan mikro yaitu Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani bisnis pasar, yaitu: perusahaan, para pemasok bahan mentah, pasar perantara, para. pelanggan, pesaing, dan para anggota masyarakat. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan yang mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro perusahaan, yaitu: faktor kependudukan ekonomi, fisik, teknologi, politik, hukum dan kekuatan sosial/budaya. Dalam environment kita di himbau untuk dapat menggunakan TIK secara benar dan tetap dengan tujuan dapat memanfaatkan untuk melindungi lingkungan. Pengertian secara umum untuk mengetahui kekuatan gempa melewati TIK, penggunaan dan promosi TIK sebagai instrumen untuk perlindungan lingkungan dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam, awal tindakan dan pelaksanaan proyek dan program untuk produksi berkelanjutan dan konsumsi dan pembuangan yang aman lingkungan dan daur ulang perangkat keras dibuang dan komponen yang digunakan dalam TIK, Pembentukan sistem pemantauan, menggunakan TIK, untuk meramalkan dan memantau dampak bencana alam dan buatan manusia, khususnya di negara berkembang, LDC dan kecil ekonomi.
Salah satu kegunaan E-environment adalah dengan menggunakan TIK sebagai alat komunikasi dan bersosialisasi, karena padatnya jalur transportasi sehingga tidak bisa datang ketempat tepat waktu, misalnya pada saat rapat dan tidak dapat datang tepat waktu di tempat, maka kita dapat mengandalkan TIK sebagai fasilitas pendukung, jadi meskipun kita tidak berada di tempat namun masih bisa mengikuti jalannya rapat melalui media TIK yang telah berkembang, bukan hanya audio tapi sudah sampai bisa memakai audio visual.
Perubahan Persepsi Lingkungan 
Masalah lingkungan semakin di depan keprihatinan publik di industri maupun di negara berkembang. Menurut sebuah laporan terbaru yang diterbitkan oleh Pew Research Center (AS) yang melakukan survei opini global dari 47 negara, ada "... peningkatan umum dalam persentase orang mengutip masalah pencemaran dan lingkungan sebagai ancaman global atas. Kekhawatiran memiliki meningkat tajam di Amerika Latin dan Eropa, serta di Jepang dan India "26.
Survey lainnya yang ditugaskan oleh BBC World Service menunjukkan bahwa mayoritas, "... besar sekitar dunia percaya bahwa aktivitas manusia menyebabkan pemanasan global dan bahwa tindakan yang kuat harus diambil, cepat daripada nanti, dalam mengembangkan serta negara-negara maju, menurut sebuah jajak pendapat BBC World Service dari 22.000 orang di 21 negara "27.
Hasil survei ini menunjukkan konsensus luas bahwa negara-negara berkembang harus mengambil tindakan terhadap perubahan iklim bersama dengan negara maju. Dalam survei BBC tersebut di atas, tujuh puluh persen dari responden Cina perkotaan percaya langkah utama yang diperlukan dengan cepat untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam semua kecuali satu dari negara-negara berkembang yang disurvei, berat pendapat adalah terhadap menyetujui untuk membatasi emisi gas rumah kaca dalam konteks kesepakatan yang mengharuskan negara-negara kaya untuk memberikan bantuan dan teknologi. Semua negara maju yang disurvei mendukung ide ini dengan margin besar.
Menurut keprihatinan, Komisi Eropa tentang lingkungan dalam pembangunan internasional lingkaran adalah fenomena yang lumayan baru. Ini informasi yang telah dikutip kata demi kata dari website Komisi Eropa muncul below28.
  • Pertimbangan Lingkungan tidak mencari dalam agenda internasional saat PBB telah dibuatIni menjelaskan tidak adanya peran PBB dalam perlindungan lingkungan dalam Piagam PBBNamun, dengan meningkatnya bukti kerusakan skala lingkungan dalam dekade berikut, PBB menjadi advokat terkemuka untuk masalah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
  • Setelah Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia, yang diselenggarakan di Stockholm pada tahun 1972, PBB Program Lingkungan (UNEP) didirikan sebagai badan PBB utama dalam bidang lingkunganSebagai anak perusahaan dari Majelis Umum, Dewan Kerja UNEP laporan kepada Majelis, yang mempertimbangkan dan memutuskan lingkungan dipilih dan environmentrelated isu, termasuk pengaturan kelembagaan dan proses internasional terkait.
  • Pada pasca-Stockholm tahun, meningkatnya keprihatinan atas degradasi lingkungan terus memimpin Majelis Umum PBB untuk mengadakan Komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1983. Laporan Komisi (Laporan Brundtland) adalah katalis untuk Konferensi PBB 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED), juga dikenal sebagai KTT Bumi.
Ini adalah contoh E-environment pada Environment :
Environment adalah lingkungan. Lingkungan keluarga, rumah tangga, lingkungan desa, hingga ke lingkungan kerja. Sedikit mengalami evolusi karena dinamika masyarakat, environment menyeruak menjadi community (komunitas). Lebih dalam maknanya karena community lebih bersifat interaktif, elemen-elemen didalamnya saling aktif berinteraksi, menimbulkan hubungan sebab akibat satu sama lain.
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan, berikut ini adalah contoh dari web E-Environment.


Mengenal WWF-Indonesia dan karyanya di sepanjang kepulauan Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah pesisir dan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Ironisnya mayoritas penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan, kota-kotanya merupakan tempat paling tercemar di dunia. Setiap tahun, hijaunya hutan berubah menjadi merah menyala karena terbakar, dan ketika musim penghujan tiba, bencana banjir serta longsor membawa petaka bagi banyak orang.
 Tujuan utama WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam.
Visi WWF-Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang". Misi WWF-Indonesia adalah melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan manusia melalui upaya:
·        Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan masyarakat Indonesia
·    Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala ekoregional
·         Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pelestarian
·       Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Sementara keprihatinan dunia meningkat selama dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan, peningkatan jumlah praktisi TIK, peneliti dan pendukung teknologi mengeksplorasi potensi dari alat-alat dalam penanggulangan perubahan iklim. 
Di tengah-tengah, dekat namun kondisi iklim yang tidak menentu, bunga dalam mitigasi dan strategi pemantauan sekarang dikombinasikan dengan urgensi belajar untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, khususnya di lingkungan berkembang yang rawan.

Dalam konteks ini bahwa penelitian tentang peran TIK dalam perubahan iklim mulai berkembang melalui sejumlah proyek dan inisiatif, yang didukung terutama oleh organisasi internasional dan LSM di seluruh dunia. Beberapa dapat ditemukan dalam laporan yang dibuat oleh International Telecommunication Union (ITU) titled'ICTs untuk e-Lingkungan '.
Konsep 'e-Lingkungan' digunakan dalam KTT 2003World dari Masyarakat Informasi (WSIS) Rencana Aksi untuk membuat referensi untuk manfaat dari aplikasi ICT dalam tiga bidang utama:
·         TIK digunakan untuk perlindungan lingkungan dan penggunaan thesustainable sumber daya alam;
·         TIK gunakan dalam tindakan dan program untuk produksi dan konsumsi berkelanjutan, dan pembuangan theenvironmentally aman dan daur ulang perangkat keras dibuang dan komponen yang digunakan dalam TIK, dan
·         TIK gunakan untuk meramalkan dan memantau dampak bencana alam dan buatan manusia, khususnya di negara berkembang, negara-negara berkembang dan negara kecil. Bangunan pada definisi ini, tahun 2008 ITU laporan memberikan laporan yang komprehensif kegiatan ICT dan aplikasi yang menunjukkan dampak TIK di lingkungan, serta peran mereka dalam upaya mitigasi dan adaptasi. Ini juga menyediakan seperangkat rekomendasi yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas negara-negara berkembang untuk mendapatkan keuntungan dari potensi alat-alat dalam konteks perubahan iklim.
Dokumen ini merupakan kontribusi penting untuk bidang berkembang penyelidikan, dan merupakan titik awal yang bagus untuk lebih lanjut penelitian mendalam dan diskusi. Temuan laporan tersebut meliputi poin-poin penting berikut:
·      TIK & Carbon Footprint: TIK dapat membantu secara signifikan mengurangi gas rumah kaca (GRK) misi sambil meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi penggunaan sumber daya alam (melalui penggantian perjalanan, dematerialisasi dan konsumsi energi berkurang).
·      TIK & Kegiatan Manusia: Sementara TIK sangat penting untuk pemahaman kita tentang lingkungan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak jangka panjang TIK pada kegiatan manusia.
·   TIK & Pengambilan Keputusan: Teknologi baru seperti sistem informasi geografis (SIG) dan generasi baru layanan berbasis web yang memiliki efek mendalam memfasilitasi pengambilan keputusan.
·    TIK & Konektivitas: Broadband koneksi internet adalah alat kunci untuk mendukung penelitian lingkungan, pembelajaran dan pengambilan keputusan.
·   TIK & Kapasitas Berkembang: Negara-negara berkembang menghadapi tantangan penting dalam memanfaatkan perangkat TIK dalam respon mereka terhadap perubahan iklim. Hal ini diperlukan untuk memperkuat mitigasi dan kapasitas adaptasi, sambil membantu mereka untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).
·    TIK & Pendekatan Holistik: Its diperlukan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi untuk aksi lingkungan global melalui akses terhadap TIK dan praktik manajemen baru untuk menghindari duplikasi usaha.
·     TIK, e-Government & Lingkungan Hidup: Hal ini diperlukan untuk meningkatkan profil masalah lingkungan dalam perencanaan inisiatif TIK strategis di tingkat nasional, khususnya dalam e-Government inisiatif.
Mengingat perhatian internasional untuk mengembangkan kebutuhan negara dan perspektif, laporan ini memberikan kesempatan yang baik untuk merefleksikan tentang cara efektif melibatkan para pemangku kepentingan pengembangan dalam analisis dan pelaksanaan tindakan perubahan iklim dan strategi.
Selain pemberian pedoman atau rekomendasi, bagaimana pekerjaan tangan masyarakat internasional dalam tangan terhadap tindakan bersama di bidang e-lingkungan? Pertanyaan ini mencakup pemangku kepentingan dari Pemerintah, masyarakat sipil dan sektor swasta, serta masyarakat donor internasional.
Enam tahun dan forum internasional telah berlalu sejak 2003 WSIS, dan meskipun kemajuan penting telah dibuat, dan kami masih menghadapi tantangan untuk tegas memposisikan 'e' sebagai bagian dari diskusi lingkungan.
Kesimpulan

Dari artikel yang dibuat saya menyimpulkan bahwa E-environment ialah media yang digunakan sebagai media promosi, serta teknologi yang dipakai sebagai alat pendeteksi dan segala macam hal yang dipakai yang berkaitan dengan lingkungan, dan semua berhubungan dengan TIK. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar